BLOG INI DIDEDIKASIKAN UNTUK SEMUA RENUNGAN RASA...jangan malu tuk berbagi, kirim karya puisi anda ke chandrahapsari@gmail.com

Kamis, 26 Agustus 2010

Ibu Miong dan Anak Miong


Dalam sebuah peraduan sederhana dg kain sprai tua namun hangat...
dibalik selimut tebal nan lembut...
suara isak tertahan...
Anak Miong : Ibu Miong...kenapa menangis...(sambil sibuk menghapus aliran air mata dipipi Ibu Miong)
Ibu Miong    : Ibu tidak menangis Anak Miong...
Anak Miong : Sudah...sudah...jangan sedih...sudah...(makin kalut melihat air mata yg mengalir deras)
Ibu Miong    : Iya nak...maafin Ibu Miong...ini sudah tidak sedih kok (berusaha tersenyum)
Anak Miong : Kenapa sedih...sudah ya Ibu Miong tidak usah kuatir...Anak Miong sayaaaaaaaang Ibu Miong (sambil merentangkan kedua tangan dan memeluk erat Ibu Miong)
Ibu Miong    : Ibu Miong juga sayaaaaang Anak Miong (balas memeluk dg erat)
...............jeda keheningan merentang diantara mereka......saling memberi senyum penghiburan bagi jiwa yg lelah
Ibu Miong    : Anak Miong....(seraya membelai kepala Anak Miong)
Anak Miong : Apa Ibu Miong.....
Ibu Miong    : Kalau Ayah Miong tidak pulang dan tidak ketemu sama Anak Miong bagaimana?
Anak Miong : Ya, nanti Anak Miong cari
Ibu Miong    : Kalau Ayah Miong ga ketemu gimana?
Anak Miong : Anak Miong aja yang kesana
Ibu Miong    : Kalau Ayah Miong tetep g mau pulang gimana?
Anak Miong : Kenapa g mau pulang?
Ibu Miong    : Karena Ayah Miong sudah tidak sayang sama Ibu Miong
Anak Miong : Kenapa?
Ibu Miong    : Tidak tahu
Anak Miong : .............jeda lama.......y sudah, terserah saja
Ibu Miong    : Anak Miong....g apa kl g ketemu Ayah Miong?
Anak Miong : .............jeda lama.......apa Ibu Miong sayang sama Anak Miong?
Ibu Miong    : Iya sayang banget....Anak Miong
Anak Miong : Apa Ibu Miong bangga sama Anak Miong?
Ibu Miong    : Bangga banget!....
Anak miong  : y sudah....Ibu Miong jangan kuatir....

for Razzan, thx for ur true love and for understand me

~~~~LetihKu~~~~

Letihku...
kala ku tak mampu membendung air mata yg mengalir dipipi gemuknya
letihku...
kala ku tak mampu menahan amarah untuk kejahilan kecilnya
letihku...
kala ku tak bisa berbagi cerita tentang tingkah lucunya yang menggemaskan
letihku...
kala ku tak kuasa menahan genangan air mata ini ketika memeluk tubuh mungilnya
letihku...
kala ku tak mampu menjawab tanya akan sosok yang dirindukannya
letihku...
kala ku tak berdaya menatap mata bulat itu mendamba belai kasih sayang
letihku...
kala ku tak ingin orang memandang sebelah mata padamu...malaikat kecilku
letihku...
kala ku tak berdaya untuk memberi buah kebahagiaan yang diharapkan dalam jiwa murni tak berdosa itu


dedicated for : My Beloved RAZZAN

Rabu, 25 Agustus 2010

Lugu apa Pura-pura Bodoh...


Lugu apa pura-pura Bodoh....
Jika sekian lama tak bersua dengan kasih mungil tak berdosa, tapi tak mau mendengarkan suara dan jerit kerinduannya...tidakkah seharusnya ada kerinduan yang membuncah?
Lugu apa pura-pura Bodoh....
Jika kata terucap tanpa sengaja telah melukai hati sang terkasih, tapi tak satu kata maaf mampu terucap...tidakkah ada kesedihan melihat terkasihnya terluka?
Lugu apa pura-pura Bodoh....
Jika terkasih mengharapkan belai kasih sayang untuk menjaga benih cinta, tapi kata tabu menjadi dalih kebenaran....tidakkah ada ketulusan yang mampu menepisnya?
Lugu apa pura-pura Bodoh....
Jika terkasih mengharapkan kebersamaan seutuhnya demi kasih mungil tak berdosa, tapi tak ada sedikit saja pemahaman akan besarnya arti kehadiran bagi kasih mungil tak berdosa...tidakkan ada jiwa besar dan kedalaman hati yang terjamah oleh kemurnian cinta?
Lugu apa pura-pura Bodoh....
Jika permintaan terkasih selalu di Iya-kan, tapi tak ada keikhlasan, membuat pertentangan hati dalam diri hingga meluap menjadi kekecewaan....tidakkah mempertanyakan kemampuan diri akan ketegasan untuk bersikap?

Lugu apa pura-pura Bodoh....butuh kemurnian hati dan keberanian diri untuk mengakuinya


dedicated for : AO...thx for inspiration

Kamis, 19 Agustus 2010

Siapa Bilang


Siapa bilang ini roman picisan jika hati ini telah begitu dalam merasa, 
siapa bilang ini hanya riak air kehidupan jika jiwa telah meletakkan bangunan rasa yang merengkuh sendi kehidupan, 
siapa bilang ini cuma satu babak saja dari skenario Tuhan jika rantai kisahnya akan selalu bermuara dan kembali pada babak yang sama...
siapa yang mampu menjawab...siapa yang kan mengerti...
hanya pemahaman akan diri untuk memberi ruang kebahagiaan bagi terkasih...
hanya jiwa murni yang memberi secercah senyum bagi langkah sang terkasih....
hanya raga tak bertuan yang telah merelakan kepergian sosok terkasih...
dan hanya doa dari diri yang hina ini untuk tiap hela nafasnya
ini jiwa yang bernaung didalam harap yang tak berpenghujung...meninggalkan sejumput asa bahwa akan melihat sinar kehidupan lain yang kan menghampiri

Independence Day


Independence Day...such a magic word for me
begitu banyak makna...begitu banyak warna...
"Merdeka!"....
bisa diartikan kebebasan bukan...bebas dalam arti yang sebenarnya (hakiki)
maka Independence Day maknanya
bebas dari belenggu ketertindasan....baik secara fisik maupun phsikis...
bebas dari sebuah keterikatan....legal maupun non legal sebagai sebuah perwujudan akan ikrar yang terucap....
bebas dari sebuah komitmen entah terucap atau tidak atas sesuatu yang kita yakini sebagai sebuah kebenaran...
bebas dari derasnya rasa entah suka maupun duka yang menerpa relung hati, membuat kita menangis atau tertawa hingga jiwa tak mampu lagi menanggungnya...
bebas dari tekanan batin...dimana harsat dan nafsu telah meronta menuntut adanya keadilan secara materiil maupun non materiil...
bebas dari hak serta kewajiban yang sedianya kita tanggung sebagai kompensasi atas sebuah nilai moral...
jika harga sebuah kebebasan sangat mahal....maka layak untuk diperjuangkan....
dunia tidak akan memberi kemudahan untuk sebuah kebebasan....
pertumpahan darah...penderitaan...tangis dan kematian adalah kewajaran
kebebasan akan membawa pada kita dunia baru yang tak pernah dan tak mampu kita bayangkan 
takut...ragu membayangi tiap langkah...hanya ketetapan tujuan, kepatuhan pada prinsip dan kejujuran hati satu-satunya cahaya
tak kan ada yang bisa menjamin masa depan...maka lalui saja
dan bagiku Independence Day lebih dari semua makna yang ada....

Selasa, 17 Agustus 2010

darkness


The unnamable is the eternally real...

naming is the origin of  all partikuler things free form disire, 

you realise the mystery cought in desire...

you see only manyfestastion,

yet mystery and manyfestastion arise form the same source...

this source is call...darkness