Siang itu kuputuskan melangkah menuju alun-alun kota malang...hanya sekedar melepas kepenatan...berharap mendapat sedikit keceriaan disana....burung dara hilir mudik mengitari kaki-kaki berharap ada remah makan yg bisa dipatuk...kuhempas diri diatas bangku taman kota yg berukir indah namun tak ramah...bagai bunga yg bergerombol, sekelompok muda-mudi melintasiku dengan menebarkan wangi keceriaan khas remaja...sementara kaum miskin kota adalah hiasan wajib yg harus ada dalam tiap sudut taman kota....sembari menghisap rokok sebatang aku membuka buku dan mulai menyerap nutrisi untuk otakku....sejenak keheningan memberiku ruang menikmati barisan kata-kata para cendekiawan yg tercetak disana....dalam sekejap suara bergemerincing lamat-lamat kian mendekat, mulai menggoyahkan segala ketenangan taman kota....pada akhirnya pecahlah derai tawa keras diiringi cekikikan menggoda dari para penghuni taman dan siul-siul panjang itulah yg membuatku mengangkat kepala, mencari tahu sumber keramaian yg tercipta...."Nona" begitu ia ingin dipanggil adalah sosok lelaki dengan segala feminitasnya, lincah memainkan alat musik terbuat dari kempyeng tutup botol yg dirangkai sedemikan rupa hingga menimbulkan bunyi-bunyian yg memekakkan telinga, kerlingan genit dan bibir tebal bergincu merah melantunkan lagu yang mendayu-dayu dengan nada ala kadarnya...lenggokan tubuh yg aduhai membuat mata genit laki-laki birsinar riang dan geli....dan sampailah si"Nona" didepanku dengan senyum ramah ia menghampiriiku....mbak numpang ngamen yaa...begitu sapanya lalu akupun mengangguk dan menutup buku yg baru setengah jalan aku baca....lagu dangdut kali ini yang dia lantunkan untukku dan aku hanya bisa tersenyum melihat aksinya....satu lagu usai dan aku menyerahkan sekeping logam untuk lagu itu....namun mata si"Nona"tidak melihat uang yg aku ulurkan sudut matanya melirik pada buku yg aku pegang....lho itu buku das kapital ya mbak....ah rupanya ia tertarik dg bukuku...ya aku jawab dan akhirnya kamipun berkenalan dan memperbincangkan buku yg aku baca....orang lalu lalang di depan kami dengan pandangan ganjil memandang kami sebagai pasangan nyentrik....yg satu sosok lelaki dg segala atribut feminin dan yg lain sosok perempuan dg segala atribut maskulin, mereka yg tidak melihat kami dengan mata hati pastilah berujar....hei, dunia sudah gila....tapi bagi kami....ah, peduli setan....dan perbincangan kami berlangsung sangat menarik, saling mengagumi dan menghargai pemikiran masing-masing hingga pada akhirnya senja yg mengakhiri sesi pertemuan tak terduga itu...dengan saling berjanji akan meluangkan waktu untuk bertukar buku dan berbagi wacana di taman kota...kamipun berpisah dengan segudang pemikiran bahwa kita tidak akan pernah bisa menduga apa yg ada dibalik kemasan sosok manusia....