BLOG INI DIDEDIKASIKAN UNTUK SEMUA RENUNGAN RASA...jangan malu tuk berbagi, kirim karya puisi anda ke chandrahapsari@gmail.com

Kamis, 04 Februari 2010

...dan kereta itu datang untukku...(Malang,04-02-10)


Siang yg tak seberapa terik, krn tertutup mendung...mengiringi langkah kakiku yg mulai goyah...sejenak tertegun mendengar adzan, ah ini saat yg kunanti...memenuhi panggilan Sang Pemilik jiwa dan ragaku...dan panggilan itu membawaku dalam rumah Tuhan yg indah, tepatnya Masjid Agung Malang...syukur aq panjatkan bahwa hingga detik ini aq masih bisa bersua dg adzan...keletihan ini bukan pada ragaku tp pada hatiku...itulah yg aq sampaikan lewat bait-bait doa untuk-Nya...sejenak menarik nafas panjang dan bersiap tuk jalani hidup.
Tak kusadari kaki dan hatiku membawaku menuju Stasiun Kota Lama Malang...mungkin aq hanya ingin meregangkan pikiran...setelah melalui perang syaraf...untuk sebuah interview pekerjaan...malu juga sudah setua ini aq masih harus mencari kerja...tapi yah begitulah kawan...hidup memang penuh perjuangan.
Kulemparkan pandangan keseluruh bangunan stasiun...hanya perubahan fisik saja yg nampak, sejak terakhir kali aq melihatnya mungkin sekitar 5 tahun yg lalu...tak banyak yg berubah, alur aktifitas yg sama dan dengan peran kehidupan yg sama...aq duduk di sebuah bangku panjang, tak terlalu banyak penumpang hari ini...dan huuff...ada pemberontakan kecil dalam perutku, jd harus segera dituntaskan, aq memanggil salah satu penjaja mie dan minuman instan keliling yg rupanya sudah menjadi salah satu aktifitas ekonomi yg lazim disebuah Stasiun Kota, seorang Ibu taksirku usianya menjelang akhir 30an...dg sigap ia menyiapkan menu sederhana pesananku...hanya sebuah anting (tas anyaman dari plastik) berisi mie dan jenis-jenis minuman instan serta gelas dan termos berisi air panas begitulah ia menjajakan dagangannya...
badhe datheng pundhi mbak?
(mau kemana?) tanyanya...mbothen bu, kulo namung ngerantosi rencang (tidak bu, saya cuma menunggu teman) jawabku...lalu percakapan kami pun mengalir...Ratimah namanya, asalnya dari nganjuk...namun semenjak putus sekolah (tepatnya kelas 2 SD) ia tinggal di Malang mengikuti Neneknya dan mulai membantu sang Nenek berjualan daun singkong atau daun pisang di pasar...cerita riwayat hidupnya membuatku tertarik untuk mendengar lebih lanjut...hingga akhirnya aq bertanya...sampun dangu sadeyan mie dateng mriki? (sudah lama jualan mie disini?)...wah yo wes suwe mbak, ono 18 taun luweh (wah, ya sudah lama hampir 18 tahun lebih)...aq bertanya lagi...
mboten waleh bu?utawi cobi pados pendamelan lintu ingkang langkung kathah artane? (apa tidak bosan?atau coba mencari pekerjaan lain yg lebih banyak menghasilkan uang)...ora bakal aq ngalih soko kene mbak, mati urip tak lakoni (tidak akan saya pergi dari sini, hidup mati akan saya jalani) ujarnya...sungguh jawaban yg sangat tidak dapat kuterima...maka aq pun bertanya lagi...lha kenging menopo kados mekaten? (mengapa begitu?)...ia pun bertutur...bahwa dulu kekasih hatinya meninggal tertabrak kereta api di Stasiun ini dan menghembuskan nafas dipelukannya...dan hingga detik ini Ratimah selalu berharap dapat menemani sang kekasih setiap hari dg berjualan di Stasiun Kota...aq ayem mbak, nek bakulan ndek kene rasane aq dikancani dening masku kae...dadi yo wes tak lakoni sampe saiki (saya tenang mbak, kl berjualan disini sepertinya saya ditemani dia...jd ya saya jalani sampai sekarang)...aq tercekat mendengarnya, tak mampu mengucap kata krn otakku tak dapat menganalisa...tp lubuk hatiku berbisik...sungguh indah...kebesaran cinta yg diiringi ketulusan dan keyakinan...walau Ratimah kini telah menikah dan mempunyai seorang putra, namun cinta sejatinya tetap bersemayam dalam lubuk hati dan keyakinannya...sampai akhirnya kereta itu tiba tepat pukul 13.58 WIB...usai saling mengucap terima kasih, ia pun berlalu membopong dagangannya dan menjajakannya digerbong-gerbong kereta...
Sejenak ku terpaku...lalu aq tersenyum...krn penantianku pun telah berujung...kereta itu telah datang...aq tak peduli dia datang dari mana atau apakah ia kereta ekonomi atau bisnis...yg pasti kereta itu telah datang untukku...ia lah yg kutunggu...ia lah yg kuharapkan...dan kelegaan itu menyelimuti hati dan tubuhku...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar